Sempat Diharamkan, Pentas Wayang Kulit Sukses di Semarang


Meski sempat diharamkan oleh seorang penceramah agama, nyatanya pentas wayang kulit yang diselenggarakan di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang berjalan dengan sukses. Masyarakat menyambut antusias pagelaran tersebut.

 

Pernyataan wayang haram itu disampaikan oleh penceramah Khalid Basalamah dalam videonya yang sempat viral pada pertengahan Februari lalu. Dia juga menyebut kalau wayang lebih baik dimusnahkan.


Baca Juga: Gelar Wayang Kulit Sukses Setiap Kelurahan di Kecamatan Banyumanik Semarang 

 

Pada ceramah itu, Khalid Basalamah mengatakan bahwa wayang merupakan peninggalan nenek moyang yang bisa dikenang sebagai tradisi orang dulu, tetapi bukan berarti harus dilakukan karena dalam Islam dilarang, sehingga harusnya ditinggalkan.

 

"Kalau masalah tobat, ya tobat Nasuha, dan kalau dia punya (wayang) lebih baik dimusnahkan, dalam arti kata dihilangkan," ujarnya.

 

Pernyataan Khalid Basalamah tersebut tentu saja menuai kecaman dari banyak pihak sampai berujung pada laporan ke pihak kepolisian. Salah satunya datang dari Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Wilayah Banyumas Raya.


Baca Juga: Anies Ubah Nama Jalan dan Tindakan Urgensi Pemimpin

 

"Kalau hanya dinyatakan dilarang (dalam Islam), itu sudah biasa. Tapi dalam anak kalimat berikutnya ada ujaran 'lebih baik dimusnahkan', ini sangat menyakitkan kami," ujar Koordinator Pepadi Wilayah Banyumas Raya, Bambang Barata Aji, Minggu, 13 Februari 2022.


Baca Juga: Pandangan Budaya Barat Pada Batik

 

Saat itu, Bambang juga telah berkoordinasi dengan Ketua Pepadi Provinsi Jawa Tengah dan Ketua Pepadi Kabupaten Banyumas serta para pelaku seni pewayangan di Kabupaten Banyumas untuk melaporkan Khalid Basalamah ke Bareskrim Mabes Polri terkait dengan isi ceramahnya yang dinilai mengandung ujaran kebencian.

 

Banyak pihak yang hawatir kalau masyarakat akan termakan dengan isi ceramah Basalamah yang mengharamkan seni budaya asli wayang kulit, sehingga sangat merugikan dan berbahaya bagi persatuan bangsa.

 

"Lebih jauh lagi, dapat dimaknai sebagai upaya memperkeruh kehidupan bermasyarakat, bahkan mengarah pada upaya disintegrasi bangsa," kata Bambang.


Baca Juga: Kisah Indiana Jones Labrak Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan

 

Dia menambahkan, banyak jenis wayang sebagai produk seni budaya akan dirugikan dengan pernyataan itu, mulai dari wayang purwa, wayang orang, wayang golek, wayang wali, wayang wahyu, wayang beber, dan sebagainya.

 

Meskipun Khalid Basalamah telah meminta maaf beberapa saat kemudian, pernyataan tersebut telah melukai perasaan anggota masyarakat pada umumnya dan pencinta serta pelaku kesenian wayang pada khususnya.

 

Sukses di Semarang

Kekhawatiran dampak negatif dari isi ceramah Khalid Basalamah itu tidak berlarut-larut. Beberapa pentas wayang kulit di Semarang sukses menarik perhatian masyarakat.

 

Disinggung tentang pernyataan kalau wayang sempat diharamkan, Andi (21 tahun) malah sudah melupakan kontroversi itu.


Baca Juga: Batik Semarang Semakin Dikenal Karena Kelas Menengah

 

“Kita malah sudah lupa dengan [isi ceramah] itu. Yang penting, saya dan teman-teman masih banyak yang menyukai wayang sebagai hiburan,” ujarnya.

 

Andi menyatakan, akan menonton wayang kulit lagi karena bisa menjadi hiburan alternatif yang sangat menyenangkan.

 

Ini bisa jadi hiburan selain di hape [telepon seluler]. Apalagi sindennya cakep dan ada yang ABG [anak baru gede],” katanya sembari terkekeh.

 

Antusiasme masyarakat sangat besar pada kesenian tradisional Wayang Kulit yang diselenggarakan di setiap kelurahan wilayah Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Selain itu, banyak UMKM (usaha mikri kecil menengah] juga bisa mengais rejeki dari acara itu.

 

Pentas wayang kulit itu dalam rangka acara syukuran sedekah desa. Setelah pada 18 Juni 2022, Kelurahan Gedawang, Pudak Payung, dan Padangsari menyelenggarakan pentas seni wayang kulit, maka pada Sabtu, 25 Juni 2022, giliran Kelurahan Srondol Kulon.


Baca Juga: Jika Hidup Tidak Berpihak, Bukan Kiamat

 

Bukan hanya masyarakat, kegiatan tersebut juga mendapat apresiasi dari pejabat setempat. Hal itu seperti disampaikan Danramil (Komandan Rayon Militer) 05 Banyumanik Mayor Inf. Susanto.

 

“Kita patut acungi jempol untuk Pak Camat yang nguri uri [melestraikan] kebudayaan Jawa, khususnya wayang kulit ini yang merupakan tontonan sekaligus tuntunan [panduan hidup],” ucapnya dalam sambutan pada pagelaran di kelurahan Srondol Kulon.

 

Susanto mengakhiri sambutannya dengan menyanyikan lagu berjudul Sumi yang diiringi tarian dari para sinden. Tak lupa dia juga mengucapkan lantang slogan kebanggaan bernegara.

 

“NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia] harga mati, Pancasila Jaya,” ucap Mayor Inf. Susanto yang diikuti penonton dengan semangat dan tepuk tangan. [Benhil]


Baca Juga: Kita Memang Mengabaikan Borobudur

Surga Tropis

Tropics Paradise is a collection of writings and papers presented at, from, and to the tropics. Actually, the tropics is a place that comfortable, warm, and affluent. But the situation goes undermined by the real interests that not coming from the tropics itself, such as politics, ideology, lifestyle, and others. So for that matters, Tropical Paradise wants to restore a beautiful sense of the area.

Previous Post Next Post

Contact Form