Seks dengan IUD: 5 Fakta yang Harus Anda ketahui

IUD (Shutterstock)


Jika Anda menggunakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim, kamu mungkin bertanya-tanya tentang efek samping seks dengan Intra Uterine Device (IUD) atau bisa juga disebut sebagai KB spiral.

Banyak orang memilih kontrasepsi untuk KB karena berbagai alasan.

Mengontrol kehamilan memungkinkan pasangan untuk menentukan jumlah dan waktu kehamilan mereka. Ada banyak bentuk KB, dan salah satu yang paling populer untuk wanita adalah IUD, juga disebut Alat Kontrasepsi Intrauterine.

Pada dasarnya IUD adalah sepotong kecil tembaga atau plastik berbentuk T yang umumnya dimasukkan ke dalam rahim wanita.

Meskipun dulu IUD sangat jarang digunakan, namun cukup populer, terutama di kalangan wanita muda saat ini. Itulah sebabnya banyak mitos yang dikaitkan dengan perangkat tersebut.

      • Baca juga: Ini Empat Gejala Kolestrol Tinggi Mengintai Anda

5 mitos tentang seks dengan IUD yang dikutip Benhil dari Healthshots.

Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar IUD, agar wanita dapat membuat pilihan yang sadar dan terinformasi tentang kesehatan reproduksi, dan metode kontrasepsi.

Pertama, IUD dapat dipasang kapan saja untuk mencegah kehamilan

Fakta: Dua jenis IUD tersedia di toko obat. Yang pertama adalah IUD tembaga, lalu IUD hormonal (dijual sebagai Mirena).

Meskipun keduanya cukup efektif, lebih baik berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk menentukan yang terbaik, tergantung pada siklus menstruasi dan riwayat kesuburan Anda.

Penting untuk diketahui bahwa IUD hormonal dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, itulah sebabnya banyak wanita percaya bahwa mereka hamil.

     • Baca juga: Mitos Unik Mengatasi Duri Ikan Tersangkut di Tenggorokan

Dalam situasi normal, IUD dipasang pada hari ketujuh atau kesepuluh dari siklus menstruasi sebelum ovulasi dimulai. Memasukkannya selama periode ini memastikan bahwa jika wanita berhubungan seks setelah ovulasi, sperma tidak membuahi sel telur.

Jika dipasang setelah ovulasi, sebaiknya gunakan kondom untuk memastikan hubungan seks yang aman.

Kedua, IUD berbahaya dan dapat menyebabkan infeksi, termasuk kemandulan

Fakta: Ini salah, dan banyak penelitian yang membantah mitos ini, termasuk yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa wanita yang menggunakan IUD berisiko lebih besar terkena infeksi panggul atau infertilitas dibandingkan wanita yang menggunakan bentuk perlindungan lainnya.

Di samping catatan, jika Anda memiliki banyak pasangan, yang terbaik adalah melakukan tes PMS (penyakit menular seksual) untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

     • Baca juga: Lima Minuman yang Dapat Meningkatkan Gairah Bercinta

Ketiga, pasangan kita akan terluka saat berhubungan seks karena IUD

Fakta: Jika alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sudah terpasang dengan benar, tidak mungkin pasangan Anda akan terluka saat berhubungan seksual.

Jika pasangan Anda terluka, bisa jadi karena benang IUD terlalu panjang atau sudah keluar dari alat kelamin wanita tersebut.

Untuk mengatasinya, sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan. Lebih penting lagi, selalu jaga kebersihan area vagina Anda, terutama setelah berhubungan intim.

Jika Anda memiliki IUD yang dimasukkan ke dalam tubuh, penting untuk mengunjungi dokter kandungan setiap empat bulan sehingga mereka dapat memastikan bahwa alat tersebut tidak gagal atau dapat menyebabkan komplikasi.

Keempat, AKDR dapat menyebabkan kemandulan atau keguguran pada tahap selanjutnya.

Fakta: IUD sendiri tidak menyebabkan kemandulan. Namun terkadang jika seorang wanita mengalami Penyakit Radang Panggul (PID) dan tidak ditangani tepat waktu, hal itu dapat menyebabkan masalah kesuburan.

     • Baca juga: 5 Manfaat Kesehatan Kayu Manis untuk Kesuburan

Karena PID dapat merusak lapisan tuba falopi. PID perlu ditangani tepat waktu oleh ahli khusus.

Namun, masalah ini tidak terkait dengan IUD, yang dapat digunakan wanita dengan aman sebagai alat kontrasepsi.

Selain itu, jika IUD dipasang dan dilepas dengan benar, tidak akan menimbulkan masalah pada kehamilan berikutnya.

Kelima, Memasang IUD lebih menyakitkan daripada melahirkan 

Fakta: Setiap orang memiliki toleransi yang berbeda terhadap rasa sakit, dan proses pemasangan IUD tidak sesakit yang dibayangkan banyak orang.

     • Baca juga: 10 Alasan Mengapa Harus Mengkonsumsi Telur Rebus

Ini lebih seperti kram menstruasi, dan mengatasi rasa sakit itu mungkin dilakukan dengan begitu banyak teknik manajemen rasa sakit yang tersedia. [Benhil Online]

Previous Post Next Post

Contact Form