Buruh di Jateng Minta Upah 2023 Naik 10 Persen, Begini Tanggapan Ganjar

Ganjar Pranowo


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan pihaknya berkomitmen akan menindaklanjuti permintaan buruh terkait kenaikan upah tahun 2023 sebesar 10 persen.

Pernyataan ini disampaikan Ganjar saat menemui serikat buruh di sela kunjungan kerjanya di Kota Surakarta, Sabtu 26 November 2022.

Menurut Ganjar untuk menentukan berapa kenaikan upah, mestinya harus sesuai dengan Permenaker Nomor 18 Tahun 2022.

Karena itu kata Ganjar, Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah akan mengkomunikasikan sampai tanggal 7 Desember dengan perusahaan.

Politikus berambut putih itu berdialog dan mendengarkan aspirasi soal penyesuaian upah, untuk kemudian ditindaklanjuti.

Belasan buruh yang hadir di antaranya tergabung dalam Aliansi Serikat Buruh Jepara (ASBJ), termasuk Serikat Pekerja Nasional (SPN) di dalamnya. 

Mereka meminta, upah minimum kota dan kabupaten (UMK) serta upah minimum provinsi (UMP) tahun 2023, naik maksimal sebesar 10 persen.

“Iya, tentu ada aspirasi dari kawan-kawan buruh. Senin Insyaallah kita akan keluarkan UMP, tapi Jawa Tengah tidak pernah pakai UMP, pakainya UMK. Makanya, ini ada aspirasi dari buruh,” ujar Ganjar.

Ia menyerap aspirasi buruh, yang meminta penyesuaian kenaikan upah sebesar 10 persen. Nantinya, hal itu akan dikomunikasikan bersama para pengusaha.

“Maka, mereka berharap ini (kenaikannya) 10 persen. Nah, sekarang kita tinggal menghitung, kita akan komunikasikan dengan pengusaha agar ngobrolnya enak. Ada lho, keinginan 10 persen mana perusahaan yang mampu, dan mana yang tidak mampu,” papar gubernur.

Ganjar meminta pihak buruh untuk membuat laporan kondisi perusahaan di tempat mereka bekerja. Sehingga, kondisinya akan sama-sama enak.

“Kalau kemudian kita melihat inflasi, pertumbuhan ekonomi sebagai formula memang hari ini pertumbuhan ekonomi kita juga didongkrak oleh konsumsi. Maka, jangan-jangan pertumbuhan yang tinggi dalam arti kenaikan upah yang tinggi itu, juga akan mendorong konsumsi. Hanya kita lihat perusahaannya, mana yang mampu dan tidak mampu," kata Ganjar.

Karena banyak perusahaan yang faktanya hari ini keuntungannya masih tinggi, pada beberapa sektor tentu saja. Tapi beberapa yang nyungsep juga banyak,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu mengapresiasi upaya para buruh yang mau berdialog, guna mencari solusi yang terbaik.

“Jauh-jauh dari Semarang mau ke Solo tentu saya sangat mengapresiasi cara komunikasi mereka yang baik, yang menurut saya ini kita lanjutkan. Dan kawan-kawan organisasi di belakang tadi minta jangan mepet-mepet, oke, kalau perlu yang nanti 2024 kita omongkan sekarang. Sehingga, lebih enak lagi,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPD SPN Jawa Tengah, Sutarjo juga mengapresiasi Gubernur Ganjar yang berkenan menamui, untuk mendengarkan aspirasi para buruh.

“Alhamdulillah Pak Gubernur bisa menemui kami dan kawan-kawan dalam rangka berdialog dalam penyesuaian upah di Jawa Tengah. Satu hal yang kami perhatikan, kami tidak menolak Permenaker 18/2022, tapi kami sampaikan ke Pak 

Ganjar tadi bahwa di Permen itu maksimal bisa 10 persen. Oleh karena itu, bisa jadi patokan itu. Yakin Jateng mampu karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Jateng sangat luar biasa,” tandasnya. [Benhil Online]

Previous Post Next Post

Contact Form