Di Kota Salatiga atau lebih tepatnya di Jalan Veteran nomer 139, samping Pompa Bensin Pasar Sapi, Salatiga, telah hadir kuliner cabang baru yang sedang naik daun. Banyak penikmat kuliner yang cocok dengan rasa dan tampilan tempat makan itu.
Resto
tersebut saat ini sedang viral karena meskipun masih terhitung baru, namun
cabangnya telah muncul di mana-mana, di antaranya di Semarang, Kendal, Purwokerto,
Kudus, dan juga Salatiga. Nama resto tersebut adalah Bebek dan Ayam Kampung Mas
Budi.
Meskipun
bukan yang pertama, cabang ke-19 ini termasuk paling istimewa. Keistimewaan ayam goreng Mas Budi di
cabang ini adalah bangunannya indah dan tempat parkirnya yang mulus karena
telah diaspal.
Posisi
bangunan resto yang tanahnya menjulang tinggi sekitar 1,5 meter dari posisi
jalan raya, membuatnya tampak megah dari kejauhan. Seakan mengajak setiap orang
untuk datang dan mencicipi makanan di resto tersebut.
Menu makanan ayam goreng Mas Budi, cabang baru Salatiga ini masih mempertahankan cita risa nikmat layaknya cabang lain. Rasa bebek dan ayamnya yang berukuran besar sangat gurih dan legit karena sebelum digoreng, telah diolah terlebih dahulu. Ada juga menu lain, yakni lele, ati ampela, iwak malon, dan lain-lain. Selain itu, nasi, lalapan, dan sambalnya juga bisa ambil sendiri sepuasnya atau prasmanan.
Konsep Brilian untuk Menengah ke Atas
Sebagai
seorang pecinta kuliner, saya akui konsep brilian dari Resto Bebek dan Ayam
Kampung Mas Budi. Resto ini mampu mewujudkan keinginan kalangan menengah ke
atas yang rindu akan rasa masakan warung kaki lima. Namun tetap sesuai dengan
kaum menengah ke bawah karena harga masakannya hampir sama dengan harga di warung
kaki lima.
Entah
secara sengaja atau kebetulan, Resto Mas Budi bisa melihat peluang terhadap
meningkatnya kelas menengah di negara kita saat ini. Mereka menyediakan tempat
makan dengan bangunan sederhana tapi nyaman, dilengkapi dengan toilet, cuci tangan,
dan mushola, serta tempat parkir yang luas. Itu semua yang dibutuhkan para pemburu
kuliner berkantong tebal yang biasanya bermobil.
Sejak
Indonesia berhasil lepas dari situasi the
middle-income trap (jebakan pendapatan kelas menengah), maka jumlah kelas
menengah semakin meningkat. Kondisi itu ikut mendorong UMKM (usaha mikro,
kecil, dan menengah).
Jebakan
kelas menengah adalah kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami
penurunan dinamis dan tajam setelah berhasil bergerak dari status negara miskin
atau berpenghasilan rendah ke negara menengah. Jebakan itu menghantui Indonesia
saat peralihan pemerintahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Syukurlah, pemerintahan Jokowi berhasil membawa negara kita lepas dari jebakan kelas menengah. Beberapa strategi yang dipakai adalah penguatan SDM (sumber daya manusia), perbaikan layanan masyarakat, peningkatan infrastruktur (jalan), dan perluasan lapangan kerja. Hal itu perlu disyukuri karena banyak sekali negara yang tidak bisa lepas dari jebakan ini, diantaranya adalah Brasil, Filipina, dan masih banyak lagi.
Meskipun
begitu, setelah lepas dari jebakan pendapatan kelas menengah, tidak serta merta
semua berpangku tangan. Muncul masalah baru, yakni ketersediaan sarana dan
prasarana untuk memenuhi kebutuhan kelas tersebut. Kebutuhan tersebut berupa penambahan
dan perbaikan jalan, bahan pangan, lapangan kerja, teknologi modern, dan
lain-lain.
Namun
ada juga segi positifnya, masalah baru itu juga ikut mengangkat perekonomian
negara kita dengan kebutuhan kendaraan (mobil atau motor), kebutuhan bahan
pertanian, dan lapangan kerja meningkat, termasuk kebutuhan pangan.
Khusus untuk kebutuhan pangan, kelas menengah yang seringkali mencoba masakan di luar rumah atau jajan, mereka bisa makan di resto yang sesuai. Salah satunya adalah di Bebek dan Ayam Kampung Mas Budi. [Benhil]