Keunikan Kopi Muria di Mata Air Tiga Rasa Kudus

 

Kopi Muria

Ketika Anda mengunjungi sumber mata Air Tiga Rasa dan Perkebunan Kopi Muria khas Desa Japan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, kamu akan menjumpai hal yang unik di sana.

Pengunjung yang datang ke sana bisa menikmati kopi dengan seduhan air tiga rasa, yang bisa memunculkan tiga cita rasa baru yang khas sesuai karakter tiga sumber mata air.

Keunikan itu membuat Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo untuk tertarik mengunjungi lokasi Air Tiga Rasa Rejenu di Pegunungan Muria itu untuk mencicipi kopi unik tersebut. 

Dengan bersepeda, Hartopo menyusuri jalanan Desa Japan sambil menikmati pemandangan alam nan asri.

Usai membuat dan mencicipi secara langsung, Hartopo mengungkapkan, kopi yang diramu dengan sumber mata air pertama memiliki rasa asam yang dominan, kopi kedua mempunyai rasa soda yang kuat, dan kopi ketiga memiliki rasa yang lebih lembut.

Baca juga: Mengenal Templek, Kuliner Khas Banyumas

“Ternyata, setelah kita bandingkan pakai air biasa memang beda. Kalau pakai air tiga rasa ada rasa asam yang dominan dengan sedikit rasa soda. Rasa kopinya masih terasa, cuma rasa asam dan soda lebih dominan. Selama ini, yang terkenal di sini kan air tiga rasa saja, maka kita coba inovasi lewat kolaborasi kopi dengan air tiga rasa,” ungkapnya.

Selama ini, lanjutnya, air tiga rasa memang terkenal memiliki kombinasi rasa asam dan rasa soda. 

Karakter yang dihasilkan pun berbeda-beda sesuai letak sumber mata air di Sendang Petilasan Rejenu. Oleh sebab itu, inovasi tersebut diharapkan turut mengangkat potensi wisata alam dan kuliner di Desa Japan.

“Harapan kami, di dalam pemberdayaan desa sebagai destinasi wisata ini harus selalu berkembang. Di samping membutuhkan kreativitas dan inovasi, memang harus ditunjang dengan perencanaan dan pengelolaan yang tepat,” kata Hartopo.

Pada kesempatan itu, Hartopo juga menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan para pedagang buah di Desa Japan.

Baca juga: Sego Pedes Tempe Semangit Khas Pati Paling Diburu Wisatawan

Ternyata, buah-buahan yang dijual merupakan hasil perkebunan yang dikelola oleh warga setempat. Sehingga, menurutnya, Desa Japan memiliki potensi lagi sebagai kawasan penghasil buah-buahan. Apabila dikelola dengan baik, dirinya yakin dapat semakin menarik minat wisatawan.

“Memang betul, dari buah-buahan ini diminati oleh wisatawan. Sehingga ke depan bisa lebih dikelola lagi, agar wisatawan dapat memetik sendiri dan hasilnya ditimbang dengan harga yang ditetapkan. Jadi, mereka para wisatawan merasa puas bisa memilih dan memetik buah sendiri,” pungkasnya. [Benhil Online]

Previous Post Next Post

Contact Form