Tanggapan DGP Kepada Panda Nababan

Dulur Ganjar Pranowo


Politisi senior Panda Nababan, dikutip dari Wartaekonomi 05 Desember 2022, yang disadur dari di kanal YouTube Total Politik seperti dilihat, Minggu (4/12/2022) mengatakan pendapatnya tentang Anies Baswedan yang mau nyapres.

"Terus terang aja buat PDI Perjuangan sangat diuntungkan dengan Anies ini. Kenapa? Oh rupanya yang akan kita hadapi ini begini, oh rupanya punya reputasi begini"

 

Panda Nababan

 

Sabar Mangadoe, Penasehat DPP DGP, menanggapinya: "Eitss.. tunggu dulu Bang Panda, pendapatmu itu kurang tepat"

Dilanjutkan oleh Sabar melalui pesan WhatsApp yang diterima media daring Benhl. Secara teoritis, memang dalam konteks dialektika proses berpikir tesa dan antitesa, PDIP akan untung besar bila melawan Anies Baswedan sebagai Capres, yaitu PDIP akan nambah suara dan kursinya dibanding Pileg 2019 yang.

Tapi fakta politiknya berkata lain, kok Bang Panda. Buktinya, dalam Pemilu 2019 yakni Pileg 2019 lawan Capres Prabowo jumlah perolehan suara PDIP sama saja dengan Pileg 2014 lho.

Dan sialnya, bangsa kita akibat sarat dan begitu padat serta masifnya praktek politik indentitas dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 yang lalu menjadi sangat terbelah menjadi #Cebong #Kampret dan #Kadrun!! 

"Dan ironisnya, keterbelahan masyarakat masih jua terasa sampai sekarang, bang Panda"

Bahkan Indonesia Lebih Liberal Dari Barat

Yth. Bang Panda, Politik di Indonesia sesungguhnya tak cukup bila dianalisis hanya bermodalkan berdasarkan "jiwa dan alam pikir demokrasi barat/liberal" yang diadopsi dari peradaban Grecko-Roman itu.

Bangsa kita, yang terdiri dari Budaya 714 suku nusantara ini, dengan berbagai agama dan keyakinan yang dianutnya, serta segala kearifan lokalnya. Kemudian bersepakat membentuk negara Indonesia, utamanya dikarenakan memiliki pengalaman bersama dijajah dan dijarah oleh Belanda selama ratusan tahun.

Bangsa dan negara Indonesia butuh membangun sebuah sistem dan budaya demokrasi-nya sendiri. Sistem dan Budaya Demokrasi yang kita maksud, sesuai dengan Konstitusi yaitu Pancasila & Pembukaan UUD 1945. Kita namakan saja sebagai Demokrasi Pancasila.

"Tengoklah bang Panda, saat ini bangsa kita justru semakin lama semakin terperosok  mengadopsi demokrasi barat/liberal. Bahkan Indonesia lebih liberal dari barat". 

 

Demokrasi Tuna Adab Menuju Biadab

Dulu, (Alm) Buya Syafii Maarif bolak-balik berteriak dengan lugas dan lantang bahwa Indonesia sedang memasuki fase 'Demokrasi Tuna Adab'. 

Sesungguhnya sedang menuju biadab, karena diperparah oleh semakin kecanduannya masyarakat kita pada praktek politik uang (money politic). Ini sebuah bukti nyata bahwa partai politik kita telah gagal melakukan tugasnya, yaitu  melakukan edukasi politik dan demokrasi kepada masyarakat kita.

Pilpres 2024 Tanpa Politik Indentitas

Jadi sekali lagi DGP (Dulur Ganjar Pranowo) harus tegaskan kembali berulang-ulang kali, bahwa strategi politik pilpres produk dari #TriumviratPANCASILA (Megawati dibantu Prabowo & LB Panjaitan) yaitu hanya akan ada dua poros #Hanya2POROS / Skenario Ke-2, yang akan menghasilkan: 

"Pilpres 2024 tanpa demokrat dan Anies. Tanpa Anies dan AHY. Tanpa politik indentitas sudah sangat tepat sekali. Karena Anies Baswedan itu adalah Bapak Politik Indentitas.

Membangun demokrasi beradab, rakyat berdaulat, bukannya demokrasi tuna adab menuju biadab seperti yang terjadi dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 lalu akibat praktek politik indentitas.  Merdekaaa... !!"

"Jadi bagus sekali bagi persatuan dan kebersatuan bangsa Indonesia saat bapak politik identitas, yaitu Anies Baswedan, tapi tetap harus melalui cara demokratis, gagal untuk Nyapres, maupun Nyawapres dalam Pilpres", tandas Sabar Mangadoe.


Salam Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika

Sabar Mangadoe
Penasehat DPP DGP, #DulurGanjarPranowo

Jakarta, 07-12-2022





Previous Post Next Post

Contact Form