Nasi Gandul Khas Pati Pak Memet, Favorit di Semarang

Nasi Gandul Pak Memet Semarang

Bagi Anda yang kangen dengan masakan nasi Gandul yang khas Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tidak perlu jauh-jauh ke kota yang terletak di pesisir Utara itu. 

Di Semarang juga terdapat warung Nasi Gandul Pak Memet yang menyediakan menu tersebut. Tempat tersebut menjadi favorit bagi pencinta jenis kuliner nasi dengan kuah itu.

Warung makan yang terletak di Jalan Dr Cipto (sebelum Rumah Sakit Panti Wiloso Dr Cipto) tersebut sangat ramai, terutama saat jam makan malam. Bahkan, sangking ramainya, banyak yang penasaran dengan rasa masakan di warung tersebut.

Baca Juga: Rela Antri di Pondok Bakmi Ayu Bu Tarno Semarang

Beberapa pengunjung tidak paham kalau kuliner tersebut berasal dari Pati. Mereka sekedar ingin mencicipi dan ternyata rasanya cocok.

"Awalnya, saya tidak tahu nasi gandul itu dari mana dan bagaimana. Saya cuma penasaran dengan ramainya tempat ini dan ternyata rasanya cocok. Jadi, sering ke sini," ujar Martha (34 tahun) kepada Benhil, pada Minggu, 28 Agustus 2022.

Perempuan yang tinggal di Tanah Mas, Semarang Utara itu mengaku suka dengan kuah kental manis gurih yang ada di kuliner tersebut.

Warung Nasi Gandul Pak Memet.

"Kuahnya perpaduan kental, manis, dan gurih, serta ada irisan varian lauk yang makin komplit. Ini beda dengan makanan favorit di Semarang, Soto yang kuahnya bening," ujar Martha sembari menerima pesanannya dari salah satu kru Warung Pak Memet

Setelah memasukan satu suapan ke mulutnya, Martha mengambil tempe goreng yang tersedia di setiap meja dan tampak menikmati hidangannya.

Satu porsi nasi gandul ditambah dengan lauk di warung Pak Memet dibanderol Rp 19.000,-. Lauknya terdiri atas babat, paru, otak, iso, dan lain-lain. Jika cukup dengan lauk telor, hanya dibanderol Rp 12.000,-.


Pasti Nambah

Satu porsi nasi gandul Pak Memet ukurannya hanya sedang. Untuk Martha mungkin sudah cukup, tapi untuk kaum pria, seporsi bisa jadi kurang.

"Saya pasti nambah nasi lagi, soalnya belum kenyang," ucap Udin (45 tahun).

Pria yang mengaku pegawai swasta tersebut menyatakan sering makan nasi gandul di kota asalnya, Pati.

"Bapak saya orang Pati, jadi kalau pas mudik, saya pasti makan nasi gandul di sana. Ini kebetulan saya lama nggak mudik, jadi saya sempatkan makan di sini," ucap Udin.

Ditanya tentang perbedaan nasi gandul di Pati dan di Warung Pak Memet di Semarang (tapi juga berasal dari Pati), pria yang tinggal di Banyumanik, daerah Semarang Selatan itu menyatakan, keduanya sama nikmatnya.

"Sama lezatnya. Tapi di warung ini disediakan irisan jeruk nipis, sehingga rasa manis dari nasi gandulnya jadi tidak bikin enek," ujarnya.

Banyaknya antrian yang memesan nasi gandul membuat pak Memet dan kru-nya harus berteriak memanggil nama pemesannya. Para pemesan juga perlu menunggu tempat yang kosong.

Saat Benhil dipanggil namanya oleh pegawai warung, pas dua orang meninggalkan meja mereka karena telah selesai makan.

"Untung pas dapat meja mbak," ucap Benhil sembari menerima seporsi nasi gandul dengan lauk paru.

Masakan hangat nan nikmat dan segelas jeruk panas perlahan-lahan masuk ke perut. Ditemani alunan lagu dari pemusik yang menghibur pengunjung tepat di depan warung.[Benhil Online]

Baca Juga: Resto Mas Budi Salatiga Bikin Ayam dan Bebek Naik Kelas


Surga Tropis

Tropics Paradise is a collection of writings and papers presented at, from, and to the tropics. Actually, the tropics is a place that comfortable, warm, and affluent. But the situation goes undermined by the real interests that not coming from the tropics itself, such as politics, ideology, lifestyle, and others. So for that matters, Tropical Paradise wants to restore a beautiful sense of the area.

Previous Post Next Post

Contact Form