Karut-marut Ujian Nasional SMA di Bali

Ujian Nasional SMA

Hari Senin (10/4/2017) merupakan pelaksanaan UNBK dan Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP) Tahun Ajaran (TA) 2016/2017 se-Indonesia. Namun, ada pemandangan yang kurang mengenakkan di SMKN 1 Petang, Badung, Bali, karena dengan terpaksa harus menggunakan naskah fotokopi dari soal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang disebabkan oleh keterlambatan datangnya soal dari pemerintah pusat terkait. 

“Iya itu karena hingga waktu ujian akan berlangsung, kami belum menerima naskah soal. Sehingga sesuai petunjuk, sebelum pelaksaan ujian, kami didampingi dari pihak provinsi dan kabupaten juga mendampingi saat proses fotokopi naskah ujiannya,” kata Kepala SMKN 1 Petang, Gusti Putu Asih, Senin (10/4/2017).

Dikarenakan proses ujian yang harus diawasi secara ketat ini, maka proses fotokopi naskah soal juga dikawal oleh pihak kepolisian. Putu Asih juga menyebutkan, dari enam ruang yang mengikuti ujian ada dua ruangan yang belum kebagian naskah sehingga jumlah naskah yang difotokopi disesuaikan dengan jumlah yang belum tersedia. “Ada dua rungan yang belum kebagian naskah, atau 2 sampul untuk satu mata pelajaran. Masing-masing sampul isinya 20 naskah. Kami fotokopi sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Pihaknya pun berharap naskah bisa datang lebih cepat, meski demikian dia mengatakan masih ada kemungkinan terjadi hal serupa. Namun ia menegaskan, pelaksanaan ujian yang diikuti 113 siswa tersebut tidak terganggu dengan permasalahan ini.

Bahkan menurut Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung, Bali, ada tiga sekolah yang kekurangan naskah soal ujian, di antaranya adalah SMKN 1 Petang, SMAN 2 Mengwi, dan SMK PGRI 1 Badung.

Di lain pihak, Kepala SMAN 1 Kuta Utara Ketut Kerta mengatakan bahwa secara umum pelaksanaan ujian berjalan dengan lancar. Dia juga menjelaskan bahwa UNBK dilaksanakan di SMPN 2 Kuta Utara karena sekolah yang dikenal dengan sebutan Sakura ini kekurangan perangkat komputer.

SMAN 1 Kuta Utara saat ini hanya memiliki sekitar 80-100 komputer, sedangkan jumlah siswa sebanyak 406 siswa. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan panitia penyelenggara yaitu Disdikpora Provinsi Bali, jika akan menyiapkan generator set atau genset dengan cara menyewa. Biaya sewa genset sendiri tergolong amat mahal, yaitu mencapai 11 juta rupiah untuk satu hari.

Atas serangkaian kejadian tersebut, Kepala Disdikpora Badung, Bali, I Ketut Widia Astika mengakui bahwa masih terjadi kekurangan naskah UNKP di sejumlah sekolah di Badung, Bali yang mana satu di antaranya ialah SMKN 1 Petang. “Kami sudah koordinasi dengan provinsi untuk mencari solusi atas kekurangan ini, sehingga diambil keputusan fotokopi. Prosesnya harus dilaksanakan sebelum pelaksanaan ujian,” jelas Widia Astika. 

Widia sendiri juga mengakui sudah menerima laporan, namun pihaknya masih belum bisa memastikan naskah soal mata pelajaran apa saja yang memang mengalami kekurangan. Secara umum, kata dia, pelaksanaan UNKP di seluruh provinsi Bali berlangsung lancar, begitu juga dengan pelaksanaan UNBK yang terpantau tanpa ada kendala. Jadi, apabila ada beberapa masalah di sekolah tertentu bisa dikatakan itu adalah kesalahan sistem yang bisa dan harus segera diatasi.

Oleh karena itu pihak panitia penyelenggara UNKP dan UNBK berjanji bahwa untuk sisah hari ujian yang akan berlangsung ini seluruh kesalahan tersebut akan diminimalisir agar proses ujian dapat berjalan dengan lebih baik dan tertib. Dengan demikian para siswa pun diharap dapat menjalankan ujian dengan sebaikn-baiknya agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Previous Post Next Post

Contact Form