Material Perkerasan Jalan

SoilIndo di Jakarta memperkenalkan material perkerasan jalan tanah, dikenal dengan soil stabilizer, menggunakan semen sebagai bahan pengikat, air dan tanah (soil) itu sendiri di lokasi yang ada, dicampur dengan semen serta sangat minim penggunaan sirtu, bahkan dapat dibangun sama sekali tanpa membutuhkan sirtu. Jenis tanah yang ada menentukan itu setelah dilakukan research.

Metode perkerasan jalan, tentu membutuhkan material yang dapat diandalkan untuk melakukan pekerjaan itu dengan baik. Pengerasan  jalan  dapat dilakukan dengan  mencampur agregat  dan  bahan  pengikat, digunakan  untuk  menahan  beban  lalu  lintas kendaraan yang akan melewatinya. 
 
Beberapa agregat yang lazim digunakan untuk perkerasan jalan sirtu diantaranya bebatuan pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping dari peleburan baja. Sedangkan material perkerasan jalan untuk bahan ikat yang sering digunakan antara lain aspal, semen dan tanah liat (soil). 
 
Berdasarkan   bahan pengikatnya, konstruksi pembangunan prasarana jalan dengan beberapa material perkerasan   jalan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:


a.    Flexible Pavement
Konstruksi  perkerasan lentur dikenal dengan flexible pavement, yakni sistim perkerasan  yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-lapisan material perkerasan  bersifat memikul, menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

b.    Rigid Pavement
Konstruksi perkerasan kaku atau rigid pavement,  yakni metoede perkerasan jalan  menggunakan campuran semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan  diletakkan  diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban  lalu  lintas  sebagian  besar  dipikul  oleh pelat beton tersebut.

c.    Composite  Pavement
Konstruksi perkerasan komposit atau composite pavement, yaitu konsep perkerasan kaku, dikombinasikan dengan perkerasan lentur, bahkan dapat dibalik (vice versa) berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku  ataupun perkerasan kaku diatas perkerasan lentur.

Perbedaan antara perkerasan lentur dengan perkerasan kaku dapat dilihat pada tabel berikut, disadur dari buku karya Sukirman S (1992), dikutip dari jurnal yang pernah diterbitkan oleh Universitas Sumatera Utara untuk memberi pemahaman yang lebih baik atas artikel bertajuk material perkerasan jalan ini.

Bahan material perkerasan jalan terbaru yang semakin populer di berbagai negara guna memperkuat pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia diperkenalkan melalui Benhil, yakni ROTEC, semen digunakan sebagai bahan pengikat. 
 
Untuk membangun jalan dengan baik dapat dilakukan dengan campuran tanah, semen, air dan bisa didukung dengan minim penggunaan sirtu, tentunya dipastikan setelah melakuka reserch atas kualitas tanah (soil).

Produk perkerasan jalan organik ramah lingkungan, di Indonesia diperkenalkan dan dipopulerkan melalui situs resmi SoilIndo, yang dapat diakses melalui pranala tertaut. Telah diaplikasikan dengan baik pada jalan di perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan Tengah, serta lokasi tambang dan lahan properti di berbagai kota.

Bagi pengunjug situs Website yang tiba pada halaman ini, mencari informasi yang lebih lengkap tentang materi perkerasan jalan, kami rekomendasikan untuk mengunjungi situs tertaut. File presentasi ditaukan lebih rinci. 
 
Hubungi nomor telepon respon cepat yang disematkan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang soil stabilization, pembangunan infrastruktur jalan yang tangguh, biaya hemat dan dapat dikerjakan dengan cepat.
” If we pollute the air, water and soil that keep us alive and well, and destroy the biodiversity that allows natural systems to function, no amount of money will save us.” ~ David Suzuki
Previous Post Next Post

Contact Form