Konsep Dasar Struktur Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan bisa diartikan sebagai suatu lapisan tambahan pada alur “jalan tanah” yang terdiri dari bahan material lebih keras dari tanah itu sendiri. Tujuannya jelas agar jalur yang dilalui kendaraan bisa bertahan di berbagai cuaca dan kondisi lingkungan lainnya.  Ada juga definisi lain yang menyebutkan bahwa perkerasan jalan merupakan proses campuran antara agregat dengan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas, atau stabilisasi tanah untuk perkerasan jalan. Agregat itu bisa berupa batu belah, batu kali, hasil samping dari peleburan baja hingga batu pecah.

Sementara bahan ikat bisa menggunakan aspal, semen serta tanah liat. Sedangkan konsep dasar dari perkerasan jalan itu sendiri terdiri dari 3 hal, menurut pengelola situs jasa kontraktor perkerasan jalan di Indonesia pemilik situs Soillindo, perusahaan konstruksi stabilisasi perkerasan jalan tanah, beralamat di Jakarta.

1.    Memiliki tebal total yang cukup
Kontruksi agregat yang disusun harus melampaui atau sama dengan tebal yang diinginkan. Ketebalan total dihitung berupa jumlah dari agregat ditambah dengan bahan ikat yang digunakan. Sehingga total tebal yang diinginkan bisa terpenuhi. Jika ketebalan tidak mencukupi maka jalan pun tidak bisa bertahan lama.

2.    Mampu mencegah masuknya air, baik dari luar maupun dari dalam
Masuknya air ke dalam badan jalan yang diakibatkan karena kerapatan agregat tidak ideal bisa dengan mudah menyebabkan kerusakan jalan. Air yang masuk dari luar atau dalam badan jalan ini akan merenggangkan partikel tanah dan jalan. Sehingga gesekan antar partikel akan melemah dan kekuatan daya dukung tanah jauh berkurang. Alhasil struktur perkerasan jalan tidak tepat, akibatnya apa yang dilakukan menjadi tidak berfungsi maksimal.

3.    Memiliki permukaan yang rata, elevasi darin yang cukup, tidak licin, awet terhadap distorsi oleh lalu lintas dan cuaca.

Beberapa faktor fisikawi lainnya yang sangat berpengaruh adalah bentuk kelicinan, elevasi dari, permukaan rata-rata hingga ketahanan terhadap distorsi lalu lintas serta cuaca yang tidak menentu. Untuk itu masing-masing bagian dari jalan harus diperhitungkan dengan detail sejak awal konstruksi agar bisa menahan beban lebih baik sesuai yang diinginkan.

Misalnya permukaan rata rata dan elevasi yang tidak tepat akan mengakibatkan munculnya genangan air di atas jalan. Lambat laun intrusi air di dalam jalan menjadi sangat menghawatirkan dan membuat jalan menjadi rapuh. Selain itu permukaan tidak rata menyebabkan tekanan yang diterima jalan juga berbeda satu sama lain dan akan mengakibatkan distorsi jangka panjang.

Sedangkan terhadap cuaca dan lalu lintas sangat mungkin terjadi, misalnya anda melihat jalan yang berada di musim hujan akan lebih mudah rusak dibandingkan musim kemarau. Jalan yang memiliki lalulintas padat dan kendaraan berat sangat mungkin rusak dibandingkan dengan yang jarang dilalui. Agar perbaikan mutu kualitas jalan bisa dilakukan dengan baik maka harus dilakukan beberapa tindakan dan test kekuatan struktur jalan. Mulai dari melakukan memperbaiki mutu lapisan tanah dasar dengan stabilitas kimia dan stabilitas mekanis, yaitu dengan menimbun tanah dasar asli dengan tanah bahan timbunan yang lebih baik.

Melakukan peningkatan CBR dari sub-base atau base course dangan bahan lebih baik. CBR (California Bearing Ratio) merupakan alat jenis tes pengukur daya dukung/kekuatan geser tanah atau bahan pondasi tanah. Dikembangkan pertama kali pada tahun 1930an oleh California Division of Highways.

Selain itu, ada pula cara lain yang seringkali dilakukan yakni dengan penambahan lapisan penguatan tipis antara dasar tanah dengan lapis pondasi dengan bahan-bahan geosintetik seperti geotextil, geodrid dan material perkerasan jalan lainnya seperti ROTEC.

Dua tes yang paling sering dilakukan untuk menentukan perkerasan jalan yaitu test daya dukung dan tes kepadatan. Tes daya dukung dilakukan dengan CBR/DCPT (Dynamic Cone Penetrometer Test), Triaxial, Plate Loading Test, dan lainnya. Sedangkan tes kepadatan dilakukan dengan san cone Methode, water ballon method, ultrasound methode.





Previous Post Next Post

Contact Form