Seremnya Nonton Film Horor KKN di Desa Penari sama Bestie

KKN di Desa Penari

Ini cerita pengalaman serem Ivana (20 tahun), gadis muda enerjik saat nonton film KKN di Desa Penari. Dia nonton film horor itu sekitar bulan April 2022.

Ivana mengaku menonton film itu di sebuah bioskop di Ambarawa, Kabupaten Semarang bersama beastie-nya. Beastie itu bahasa gaul yang merupakan kepanjangan dari best friend atau sahabat.

Ivana menceritakan hal itu padaku pada suatu malam yang cerah saat berjumpa di sebuah tambal ban di Semarang. Kebetulan kita berdua sama-sama menambal ban motor yang bocor.

Setelah basa-basi sejenak, dia menceritakan kalau tujuannya adalah mau nonton bioskop di Kota Lumpia itu. Kemudian obrolan berkembang ke seputar film.

Sampai pada cerita pengalaman menyeramkan dia nonton sebuah film horor berjudul KKN di Desa Penari dengan sahabatnya.  

"Filmnya lumayan bagus, meski pemainnya relatif masih baru," ucap Ivana memulai ceritanya.

Kemudian dia cerita film yang disutradarai oleh Awi Suryadi yang diambil dari cerita viral buatan SimpleMan dengan mengalir. 

Film horor supranatural itu bercerita tentang sekelompok anak muda yang sedang kuliah kerja nyata (KKN) di sebuah desa terpencil. Ternyata desa yang dia pilih sebagai tempat KKN itu bukan desa biasa. Pihak kepala desa sudah mewanti-wanti mereka agar tidak melewati batas gapura yang merupakan larangan. 

Dari situ kejadian demi kejadian aneh menghantui mereka. Salah satu peserta KKN bertindak aneh yang menyebabkan rencana KKN menjadi berantakan. Mereka juga diteror oleh penari misterius. Meski telah meminta tolong pada dukun di desa itu, para anak muda tersebut terancam tidak akan bisa keluar dengan selamat dari wilayah berjuluk Desa Penari itu.  

"Tapi yang tidak saya suka di film itu adalah, sosok hantunya penari tradisional Jawa," kata Ivana.

Menurutnya, itu bentuk degradasi terhadap budaya leluhur Nusantara. 

"Itu bisa menyebabkan orang takut dan jadi benci dengan tarian tradisional," ucapnya bernada sedikit tinggi.

Dia mencontohkan film Hostel karya Eli Roth yang bercerita tentang kengerian perjalanan ke Slovakia dan Chechnya telah membuat dua negara itu kehilangan pendapatan wisata yang besar. Turis menjadi takut datang ke Slovakia dan Chechnya setelah menyaksikan film itu.

"Padahal, berbagai tarian di negara kita sangat indah dan berseni tinggi. Sama sekali tidak ada kesan mistis," kata Ivana.

Aku mengangguk untuk mengiyakan. 

Hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian Ivana meraih motornya (yang bannya sudah ditambal) dan berpamitan padaku yang kujawab dengan anggukan.

Setelah ban motorku selesai ditambal, aku menyerahkan Rp 15.000,- pada tukang tambal ban. Aku masih sedikit penasaran.

"Mas, di Ambarawa itu ada gedung bioskop nggak?" ucapku pada si tukang.

"Nggak ada, mas. Istri saya orang Ambarawa."

Aku tertegun. "Lha, kata mbak tadi, dia nonton film horoh di bioskop Ambarawa."

"Mbak yang mana, mas? Dari tadi kita cuma berdua."

"Mbak yang tadi menambalkan bannya di sini sama saya."

"Nggak ada, mas. Dari tadi kita cuma berdua," ucap tukang tambal ban serius.

Aku semakin bingung.

"Dari tadi saya lihat sampeyan bicara sendiri, tapi saya diamkan," ucapnya sembari terkekeh.

Karena tidak mau terlihat bodoh di depan si tukang tambal ban, aku langsung menghidupkan motor dan meninggalkan tempat itu. Benar-benar pengalaman horor tentang nonton film horor. [Benhil]


Surga Tropis

Tropics Paradise is a collection of writings and papers presented at, from, and to the tropics. Actually, the tropics is a place that comfortable, warm, and affluent. But the situation goes undermined by the real interests that not coming from the tropics itself, such as politics, ideology, lifestyle, and others. So for that matters, Tropical Paradise wants to restore a beautiful sense of the area.

Previous Post Next Post

Contact Form