Kemajuan Pembangunan di Papua Era Jokowi


Foto Jembatan Holtekamp, cnbcindonesia


Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan infrastruktur di Papua begitu pesat. Sejak mantan Gubernur DKI periode 2012-2014 menjadi Presiden, sudah banyak pembangunan yang telah dia buktikan kepada rakyat Papua demi membangkitkan perekonomian setempat.

1. Jalan Trans Papua
Pembangunan Jalan Trans Papua dan jalan perbatasan di Bumi Cendrawasih rupanya sulit diselesaikan pada 2019. Medan yang sulit dan berbukit-bukit mengakibatkan penyelesaiannya diprediksi mundur satu tahun.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Jalan Trans Papua yang membentang dari Sorong hingga Merauke akan bisa tersambung sepenuhnya pada 2020.

“2020 itu (Trans Papua tersambung). Itu 2019 belum bisa tembus, karena sangat keras sekali medannya,” kata Basuki, Kamis, 18 April 2019.

Proyek Trans Papua memiliki total panjang sekitar 4.330,07 km. Pengerjaannya terbagi dalam dua provinsi, yakni di Papua Barat sepanjang 1.070,62 km dan di Papua dengan panjang total 3.259,46 km. Kini Jalan Trans Papua di Papua Barat telah tembus seluruhnya. Sedangkan di Provinsi Papua hingga akhir 2017 lalu telah tersambung sekitar 2.907 km.




2. Jembatan Holtekamp
Selain dapat meningkatkan konektivitas dari Kota Jayapura menuju Distrik Muara Tami dan Pos Lintas Batas negara (PLBN) Skouw, jembatan Holtekamp yang memiliki panjang 732 meter memberikan solusi mengenai kepadatan penduduk di Kota Jayapura. Karena sebelum adanya jembatan ini, penyebaran penduduk tidak merata.

“Keberadaan jembatan juga akan berperan mengendalikan laju perkembangan Kota Jayapura ke arah bagian barat yang berupa pegunungan dan sangat berisiko merusak hutan sebagai wilayah tangkapan air Kota Jayapura,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

3. Bandara Werur
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan bandara Werur yang terletak di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat pada Selasa, 13 Februari 2018. Bandara yang memiliki panjang landasan (runway) 1.400 meter dan lebar 30 meter ini merupakan bandar udara peninggalan sekutu pada Perang Dunia ke II pada 1942.

4. Monumen Kapsul Waktu
Monumen Kapsul Waktu berlokasi dekat Bandara Mopah, Merauke, Papua dirancang arsitek Yori Antar Awal dengan mengadopsi unsur budaya Papua.

Tugu impian anak muda Indonesia ini ditempatkan di atas bangunan tugu yang terinspirasi dari menara perang Suku Dani. Terdapat lima akses masuk bangunan yang merepresentasikan lima suku asli Merauke, yaitu Malind, Muyu, Mandobo, Mappi, dan Auyu sebagai penjaga tugu kapsul waktu.

Bagian dalam monumen juga dihiasi relief mengenai perjalanan Republik Indonesia, Pancasila, dan kebudayaan Papua. Dari total 2,5 hektare, luas monumen, 1,5 hektare di antaranya akan difungsikan sebagai alun-alun atau ruang terbuka publik dan lokasi wisata bagi masyarakat Merauke.

5. Gardu Induk 150 KV
Setelah gardu induk 150 kV Holtekamp-Jayapura diresmikan Kementerian Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) dan PT PLN, Jumat, 24 Agustus 2018 diharapkan dapat membantu masyarakat Papua, terutama daerah Jayapura dan Holtekamp, untuk bisa mengakses listrik.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, gardu induk dan transmisi tersebut merupakan suatu kebanggaan. Karena tingkat elektrifikasi Papua masih di bawah 50 persen sementara di Papua Barat 86 persen.

“Dengan kondisi ini, pembangunan gardu induk jadi hal penting, juga transmisi yang suah dibangun 43 kilometer,” kata Rini.

Keberadaan gardu induk dan transmisi 150 kV pertama di Papua menjadi upaya untuk menyejahterakan masyarakat melalui akses listrik, karena dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak-anak dan membantu masyarakat menjalankan usaha.

6. Stadion Papua Bangkit
Gelanggang olah raga yang berada di tepi jalan antara Sentani menuju Jayapura ini berkapasitas 40 ribu penonton menggunakan singel seat dengan corak mirip Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Diprediksi gelanggang tersebut akan dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional (PON) 2020.

Lebih menariknya, Papua Bangkit memiliki jenis rumput Zoysia Matrella. Tipe rumput ini merupakan strandar FIFA dan digunakan di stadion internasional. Tak hanya itu, arena olah raga tersebut berdiri di antara alam Papua. Kesan megah tampak di bagian depan stadion dengan ukiran khas provinsi berjuluk Kota Beriman.

Previous Post Next Post

Contact Form