Penembak Jitu Amankan Pemudik


Jakarta, 10/6 (Benhil) - Jauh hari pihak kepolisian telah mengantisipasi dengan melakukan pelbagai upaya dalam rangka menciptakan rasa aman bagi pemudik yang akan pulang ke kampung halaman masing-masing sebelum arus mudik mulai terjadi.

Bahkan, Kepolisian Resor Bengkulu Selatan telah memetakan jalur mudik yang rawan begal dan aksi pencurian dengan menyiagakan penembak jitu (sniper). Kepala Polres Bengkulu Selatan AKBP Rudy Purnomo di Manna menyatakan bahwa pihaknya tetap menyiagakan "sniper" di kawasan rawan untuk mengamankan pemudik dari pelaku kejahatan meski catatan kriminal di daerah ini sepi.

Kapolres lantas menyebutkan sejumlah daerah rawan begal, antara lain, di Ulu Manna yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Kawasan ini merupakan area hutan lindung yang tidak ada permukiman penduduk. Adapun kawasan rawan tindakan kriminal berada di Pantai Pasar Bawah.

Penempatan penembak jitu dilakukan lantaran tindak kejahatan di jalanan cenderung meningkat selama arus mudik Lebaran. Pelaku memanfaatkan kelengahan pemudik yang kurang mengenal kondisi dan kontur jalan yang sedang mereka lewati.

Untuk mengamankan mudik Lebaran 2018 di Bengkulu Selatan, tersedia lima posko yang siap melayani masyarakat selama 24 jam. Ada pula tim patroli khusus yang akan berkeliling di sepanjang jalur mudik.

Sementara itu, Plt. Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi menuturkan bahwa posko-posko itu tidak hanya diisi polisi, tetapi juga porsonel militer, petugas medis, hingga tenaga sipil. Ia juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai pendatang baru dengan mengaktifkan tamu wajib lapor 1x24 jam. Langkah ini guna mengantisipasi penyebaran radikalisme dan terorisme melalui hegemoni Lebaran.

"Babinkamtibmas, babinsa, dan pemerintahan desa harus selalu bersinergi untuk mengamankan mudik pada tahun 2018. Jangan sampai hal buruk mengusik ketenangan liburan Lebaran," kata Gusnan. Seperti yang disajikan pada artikel bertajuk Atto Sampetoding: Mengubah Asa Jadi Nyata.

Pengaduan Sementara itum, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyediakan nomor telepon pengaduan pariwisata untuk menjamin kenyamanan wisatawan di daerah itu selama liburan Lebaran 2018. Semua yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi wisatawan di Sumbar bisa dilaporkan pada nomor yang telah disediakan ini.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian mengatakan bahwa penyediaan layanan itu terkait dengan kesiapan daerah menyambut musim libur Lebaran 2018. Nomor telepon pengaduan yang disiapkan masing-masing, Provinsi Sumbar 0811661181, Kabupaten Tanah Datar 08126722066, Mentawai 081371622769, dan Bukittinggi 0811663011.

Berikutnya, Padangpariaman 081363127485, Kota Padang 08116607555, Pasaman Barat 081363092600, Padangpanjang 085766000316 dan Pariaman 08261380449. Lalu Pesisir Selatan 085358828011, Payakumbuh 085263769701, Solok 085374642234, dan Sawahlunto 081363660684.

Ia meminta tujuh kabupaten dan kota lainnya di provinsi ini segera menyiapkan nomor pengaduan pariwisata yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Nomor-nomor itu penting untuk mempresentasikan kehadiran pemerintah sehingga wisatawan merasa nyaman dan aman saat berwisata di Sumbar.

Dinas pariwisata kabupaten/kota yang telah menyediakan nomor pengaduan agar secepatnya merespons laporan masyarakat dengan meneruskannya ke pihak berwenang, terutama Satpol PP.

Dinas Pariwisata tidak memiliki personel dan kewenangan langsung untuk melakukan penindakan. Oleh karena itu, harus berkoordinasi dengan instansi lain, seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, SAR, BPBD, maupun instansi lain yang berwenang.

Kepala Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Sumbar Zul Aliman mengatakan bahwa pihaknya siap merespons laporan yang masuk. Pihaknya berkoordinasi dengan Satpol PP kabupaten dan kota ikut melakukan pengamanan di tempat wisata. Begitu ada laporan masuk, bisa direspons dengan cepat.

Ia menyebutkan sejumlah persoalan pariwisata yang terjadi di Sumbar, di antaranya kemacetan, tarif parkir mahal, harga kuliner tidak masuk akal, dan premanisme. Namun, keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata telah berhasil menekan persoalan itu, bahkan untuk tiga persoalan terakhir yang disebutkan sudah sangat jarang ditemui.

Akan tetapi, kemacetan memang masih rawan terjadi karena banyaknya jumlah kendaraan yang masuk Sumbar pada musim libur Lebaran. Pada tahun 2018, diperkirakan 2.000.000a orang akan datang ke Sumbar, di antaranya perantau yang mudik dan wisatawan dari provinsi tetangga.

Target Pengunjung Masih terkait dengan kepariwisataan, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan 300.000 pengunjung dan menyumbang pendapatan asli daerah sebesar Rp2,6 miliar pada masa libur Lebaran 2018.

Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan bahwa seluruh objek wisata sudah siap dikunjungi wisatawan saat libur Lebaran. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pihaknya optimistis target pengunjung sebanyak 300.000 orang akan tercapai.

Dispar masih mengandalkan wisata pantai menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan. Hal ini karena pantai di Gunung Kidul sangat bagus, dan dalam satu jalur dari timur sampai barat sepanjang 72 kilometer.

Kemudian, objek wisata lain yang juga menjadi andalan di antaranya Gua Pindul, Kalisuci, dan destinasi alam lainnya Gunung Api Purba Nglanggeran. Karcis masuk ke objek wisata juga hanya ditarik satu kali, sehingga pantai selalu dipenuhi wisatawan dari berbagai daerah.

Dispar akan melakukan pemantauan terhadap kondisi destinasi wisata yang ada guna memastikan kenyamanan wisatawan. Rencananya, Dispar akan melakukan penambahan personel penjaga tempat pemungutan retribusi, hingga petugas kebersihan. Dispar juga mengimbau kepada para pedagang yang ada di kawasan wisata untuk tidak memanfaatkan situasi dengan mematok harga tinggi kepada pembeli. Pihaknya berupaya sebaiknya agar wisatawan nyaman saat berkunjung.

Dispar Gunung Kidul bekerja sama dengan berbagai instansi, mulai dari Satpol PP, Dinas Kesehatan, Kepolisian, Kodim 0730, kecamatan dan desa yang memiliki destinasi wisata, hingga Dinas Perhubungan. Ada 530 personel yang disiapkan untuk ikut menjaga keamanan. Pihaknya berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan kepada wisatawan. Bahkan, pihaknya menyadari sektor pariwisata merupakan urat nadi perekonomian Gunung Kidul.

Kepala Dinas Perhubungan Gunung Kidul Syarif Armunanto mengatakan bahwa jalur Yogyakarta-Wonosari biasanya padat setelah hari raya. Saat itu pemudik akan melakukan kunjungan ke destinasi wisata. Prediksi padat pengunjung daerah wisata pada tanggal 17 s.d. 19 Juni 2019.

Tes Urine Pada masa arus mudik Lebaran 2018, kepolisian dan instansi terkait melakukan tes urine terhadap sejumlah sopir bus. Dari Sumatera Utara dilaporkan bahwa lima sopir bus trayek Kota Binjai-Kabupaten Langkat terindikasi mengonsumsi narkotika ketika menjalani tes urine.

Kelimanya terindikasi sebagai pengguna narkotika berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan oleh tim gabungan Polres, BNN, dan Dinas Perhubungan Binjai di Terminal Binjai, Jalan Ikan Paus, Kelurahan Timbang Langkat, Binjai Timur, kata Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Binjai Komisaris Polisi Zulkarnaen Sinulingga di Binjai.

Sebanyak 50 sopir yang diambil urinenya untuk diperiksa.Disampaikan juga terhadap kelima sopir tersebut dilakukan rehabilitasi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) setempat.

Para sopir itu terdiri atas RP(20) warga Kuala Kabupaten Langkat, DS (23) warga Desa Padang Cermin Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, JSB (23) warga Jalan Mayjen Sutoyo Kecamatan Binjai Barat, H (37) warga Jalan Tengku Amir Hamzah Kecamatan Binjai Utara dan S (46) warga Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.

Selain melaksanakan tes urine, tim gabungan juga melakukan tes kelayakan kendaraan. Menurut Kepala Bidang Angkutan dan Prasarana Dinas Perhubungan Binjai Muhammad Fazar Kurniawan, ada beberapa angkutan kota dalam provinsi yang didapati tidak layak.

Kalau dikatakan layak, hampir semua layak. Akan tetapi ada juga beberapa kekurangan, seperti kanvas rem, lampu redup, dan ban mulai menipis. Pihaknya sudah memberikan peringatan kepada mereka untuk segera memperbaiki kendaraannya. Sementara itu, untuk bus antarprovinsi, semuanya dinyatakan laik jalan.

Previous Post Next Post

Contact Form