Penistaan Pemuka Agama di Papua Butuh Keterangan Ahli

Timika


Timika, 17/8 (Benhil/Antara) - Kepolisian Resor Mimika, Papua, akan meminta keterangan saksi ahli guna melengkapi berkas kasus dugaan penistaan terhadap seorang pemuka agama di wilayah itu oleh oknum pegawai Dinas Pendidikan Menengah, DD, dalam akun media sosialnya belum lama ini.

Kapolres Mimika AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) Victor Dean Mackbon di Timika, Kamis, mengatakan penyidik Satuan Reskrim Polres Mimika telah memeriksa enam orang saksi.

"Kami akan melakukan pemeriksaan saksi ahli. Ini penting karena untuk membuktikan apakah seseorang telah melakukan tindak pidana maka harus didukung dengan bukti-bukti. Tidak bisa hanya berdasarkan opini atau tekanan masyarakat," kata Victor.

Polres Mimika, katanya, juga akan meminta keterangan dari saksi-saksi lainnya yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kasus penistaan pemuka agama yang tengah disangkakan kepada DD.

"Saksi-saksi yang lain kami harapkan agar kooperatif saat dimintai keterangan oleh penyidik," ujar Victor.

Ia meminta pelapor maupun warga Mimika agar dapat mengawal terus proses hukum penistaan pemuka agama Katolik di Papua tersebut, tanpa harus mengintervensi penyidik.

"Kami membutuhkan suport dari masyarakat. Kasus ini jadi pembelajaran penting bagi semua orang agar berhati-hati dalam memanfaatkan dan menggunakan media sosial," imbau Victor.

Dalam postingan di media sosial Facebook pada akun pribadinya, DD diduga telah menista dan menghina seorang pastor di Timika tanah Papua karena ikut mendukung aksi demonstrasi guru-guru kontrak dan honor yayasan di Kantor Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika belum lama ini.

Aksi demonstrasi lebih dari 900 guru tersebut untuk menuntut pembayaran Tunjangan Tambahan Penghasilan atau yang biasa disebut dengan insentif.

Saat aksi demonstrasi berlangsung, pastor yang menggunakan jubah putih tersebut hadir dalam rombongan para demonstran, menutup mulutnya dengan lakban hitam sambil memegang sebuah buku berjudul nasib pendidikan anak-anak Papua.

Kehadiran pastor tersebut dalam barisan para demonstran tersebut mengundang kritikan DD. Dalam akun facebook pribadinya, DD mengunggah foto pastor tersebut sambil menuliskan sejumlah pernyataan yang dianggap telah menghina dan melecehkan profesi tokoh agama.

Uskup Timika Mgr John Philip Saklil Pr beberapa waktu lalu menegaskan kehadiran pastor tersebut dalam rombongan demonstrasi guru-guru sebagai bentuk keprihatinan gereja terhadap situasi dan kondisi pendidikan di Mimika, terutama di pedalaman yang cukup terganggu karena guru-guru masih bertahan di Kota Timika.

Uskup menegaskan, kehadiran pastor tersebut dalam massa demonstran bukan untuk menuntut insentif pribadinya, tapi menyuarakan hak para guru yang terkesan diabaikan oleh Dispendasbud Mimika.

Apalagi Keuskupan Timika melalui Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Tillemans mengelola puluhan sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga SLTA, termasuk yang berada di wilayah pedalaman yang terpencil.

"Jangankan pastor, seorang uskup boleh-boleh saja hadir untuk mendukung siapapun dalam menyuarakan ketidakadilan karena hak-hak mereka dirampas. Insentif itu adalah hak guru-guru. Tidak ada alasan untuk ditahan-tahan. Mereka hidup susah di pedalaman, apalagi di kampung-kampung yang sangat terpencil. Tolong Pemda Mimika memperhatikan ini baik-baik," pinta Uskup Saklil belum lama ini.
Previous Post Next Post

Contact Form