Babak Baru Kasus BSI Salahkan Bank Konvensional Ribawi

BSI Indonesia

Kasus Bank Syariah Indonesia (BSI) saat ini yang diprediksi akibat serangan siber ransomware telah masuk ke babak baru. Ada yang berpendapat itu ulah bank konvesional yang dianggap ribawi.

Layanan BSI sempat lumpuh 5 hari dan berangsur normal sejak Kamis, 11 Mei 2023. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyatakan gangguan di bank syariah terbesar itu  “telah dapat dipulihkan segera” dengan memprioritaskan data dan dana nasabah.

Meskipun begitu, Kepala Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa sistem pertahanan siber bank-bank di Indonesia itu lemah, terbukti dengan kasus peretasan beberapa bank di Indonesia.

Dia menyebut sejumlah bank yang pernah diretas itu adalah Bank Jatim, BRI Life (perusahaan asuransi milik BRI), dan bahkan Bank Indonesia (BI).

Kasus-kasus peretasan itu, menurut Pratama, “agak memalukan” karena tidak menjadi pelajaran bagi perbankan di Indonesia. Padahal saat ini BI sedang gencar-gencarnya menghimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan uang tunai.

“Kebayang nggak kalau misalkan nanti semua bank di Indonesia tiba-tiba crash mati total dan masyarakat nggak punya duit tunai?” ungkapnya.

Pratama memprediksi masalah BSI disebabkan serangan peretas atau hacker karena sistem mengalami mati total selama lima hari. Namun untuk memastikan hal itu perlu menunggu hasil investigasi forensik digital yang dilaksanakan oleh BSI bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Hingga saat ini, grup peretas asal Rusia, Lockbit yang mengaku bertanggung jawab atas peretasan atas layanan BSI tersebut.

Bank Ribawi

Muncul unggahan di media sosial (medsos) yang menuduh kalau pelaku peretasan itu adalah bank konvensional yang dianggap ribawi. Ribawi berasal dari kata riba yang artinya penambahan yang diambil tanpa adanya transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan oleh syariah.

Menurut salah satu sumber hadts, riba tidak dibenarkan dalam agama Islam.

Unggahan dari netizen bernama Ardi Ian itu menulis, 'BSI sering diretas, mungkin diretas sama bank2 pesaing yang ribawi agar menimbulkan rasa ketidakpercayaan pada bank syariah. Temen2 kantor jg tahun lalu ada yang kehilangan belasan juta beberapa orang di BSI. Bingung juga. Mau bantu bank syariah tapi diserang terus sama hacker ribawi. Sama juga dengan Mu'amalat sering coba diretas pihak luar tp Mu'amalat karena udah 30 tahun jd lebih stabil. Beda dengan bank ribawi biasanya diretas sama pegawainya sendiri.'

Unggahan Peretas BSI

Pernyataan tendensius dan penuh prasangka dari Ian itu ramai disebarkan di medsos dan menjadi bahan tertawaan netizen.

'Koreksi dulu kedalam, jgn kebiasaan sllu menyalahkan yg lain. Kpn mo majunya?' Tulis seorang netizen.

'Gimana mau maju syariat itu, klo ada yg salah, yg disalahin duluan pihak lainnya bukannya berbenah.' tambah yang lain.

'DNA playing victim', tulis netizen lain.

Hingga artikel ini ditulis, pihak BSI belum memberikan keterangan kalau Ardi Ian bekerja di lembaga keuangan tersebut atau tidak. [Benhil]


Surga Tropis

Tropics Paradise is a collection of writings and papers presented at, from, and to the tropics. Actually, the tropics is a place that comfortable, warm, and affluent. But the situation goes undermined by the real interests that not coming from the tropics itself, such as politics, ideology, lifestyle, and others. So for that matters, Tropical Paradise wants to restore a beautiful sense of the area.

Previous Post Next Post

Contact Form