PSI Diremehkan Justru Unggul Telak Exit Pool

Partai Solidaritas Indonesia
Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia

Partai yang kehadirannya, terasa mengusik Partai Politik yang selama sini sudah merasakan indahnya hidup sebagai politisi, tanpa kinerja yang membanggakan pemilihnya. Partai baru yang didirikan anak-anak muda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diremehkan, sering diterpa dengan hoax yang diproduksi lawan, katakan PSI tak memiliki masa depan dan tak akan lolos parliamentary threshold untuk mengirimkan wakil mereka ke Parlemen.

Kenyataanya, jauh berbeda, setelah Pemilu Luar Negeri digelar dan lakukan exit pool, Partai Solidaritas Indonesia justru unggul mengalahkan parpol yang selama ini terlena dan minim prestasi.

Luar Biasa!

Hasil exit poll di enam kota besar dunia, Sidney, Melbourne, Berlin, Singapura, London, dan Toronto, menempatkan Partai Solidaritas Indonesia di peringkat tertinggi parpol dengan perolehan suara terbesar (15/04)

Exit poll merupakan survei yang dilakukan segera setalah pemilih meninggalkan tempat pemungutan suara. Exit Poll mewawancarai kepada sampel pemilih yang dipilih di TPS tertentu.

Ini di luar dugaan banyak pihak yang selama ini sering melecehkan Partai Solidaritas Indoensia sebagai partai nol koma.

Bahkan beredar hasutan agar jangan memilih PSI karena itu akan menjadi pekerjaan sia-sia mengingat suara PSI akan hangus.

Data di enam kota besar dunia ini membalikkan pelecehan tersebut. Bila hasil exit poll ini bisa diandalkan dan semangat serupa terasa di Indonesia, PSI hampir pasti lolos ke parlemen.

Menarik untuk mencatat bahwa di enam kota besar itu peringkat pertama selalu ditempati PSI, diikuti PDIP di peringkat kedua dan PKS di peringkat ketiga. Satu-satunya pengecualian adalah di Singapura yang peringkat ketiganya ditempati PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).

Berikut adalah perbandingan suara peringkat kesatu sampai ketiga di kota-kota itu:

  • Berlin 1. PSI (19%); 2. PDIP (15%); 3. PKS (13%)
  • Sydney 1. PSI (31%); 2. PDIP (21%); 3. PKS (6%)
  • Melbourne 1. PSI (39%); 2. PDIP (25%); 3. PKS (6%)
  • Singapura 1. PSI (20%); 2. PDIP (17%); 3. PKB (13%)
  • London 1. PSI (36%); 2. PDIP (21%); 3. PKS (8%)
  • Toronto 1. PSI (51%); 2. PDIP (22%); 3. PKS (3%)

Satu-satunya daerah pemilihan (dapil) dimana PSI tidak menempati peringkat 1 sejauh ini hanyalah Arab Saudi. Di sana PSI hanya memperoleh suara 12,6%, di bawah PKB (25,8%), PDIP (23,9%), dan Gerindra (18,3%).

Mengapa suara PSI bisa sekuat itu dibandingkan di dalam negeri? Menurut saya, dukungan buat PSI di luar negeri datang dari kalangan terdidik yang memang sudah terbiasa hidup dalam suasana masyarakat pluralis. Walau mereka tidak berada di Indonesia, mereka terus mengikuti perkembangan berita tanah air. Dan bagi mereka PSI nampak sebagai partai yang akan membawa Indonesia mencapai kemajuan seperti yang mereka lihat dan rasakan di negara-negara tersebut.

Mudah-mudahan hasil exit poll ini akan membuat kaum tercerahkan, kaum pluralis, kaum modern dan inklusif di Indonesia sadar bahwa mendukung PSI bukanlah perjuangan sia-sia. Memberi suara bagi PSI sangat bisa meloloskan PSI ke parlemen, sehingga anak-anak muda PSI bisa sungguh-sungguh memperjuangkan semangat anti toleransi, kesetaraan dan anti korupsi di Indonesia.


Ini adalah saat terbaik bagi kita semua menyelamatkan Indonesia. Kita sejahterakan Indonesia, kita dukung PSI! Artikel terkait: Profil Jeffrie Geovanie Ketua Dewan Pembina PSI

SUDAH MASUK HASIL EXIT POLL DI EMPAT NEGARA ASEAN: PSI SELALU DI POSISI TIGA BESAR PARPOL DENGAN SUARA TERBANYAK

Ini betul-betul kejutan. Hasil exit poll terakhir di empat negara Asean (Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina); menempatkan PSI selalu di tiga peringkat teratas. Tiga besar selalu diisi PDIP, Gerindra dan PSI, ringkasannya:
  • Malaysia 1. PDIP ( 19%); 2. Gerindra (17%); 3. PSI (15%)
  • Singapura 1. PSI (30 %); 2. PDIP (22%); 3. Gerindra (16%)
  • Thailand 1. PDIP ( 26%); 2. Gerindra (21%); 3. PSI (19%)
  • Filipina 1. Gerindra ( 24%); 2. PDIP (21%); 3. PSI (18%)
(Suara PSI di dua exit poll itu berbeda, karena jumlah sampel yg lebih besar di exit poll kedua, mencapai 189 orang)

Ade Armando*
(Universitas Indonesia)

*Dr. Ade Armando, MSc. adalah seorang pakar ilmu komunikasi di Indonesia. Ade mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Indonesia, serta di beberapa perguruan tinggi lainnya pada jenjang sarjana maupun pascasarjana.
Previous Post Next Post

Contact Form