Jalur Selatan Mudik Sambil Wisata

Purwokerto, 13/5 (Benhil) - Jalan yang hanya dua lajur tanpa median menjadi ciri khas Jalur Selatan Jawa mulai Purwokerto sampai Yogyakarta, atau Cilacap-Yogyakarta. Jalur sepanjang 180-an kilometer itu terbilang sempit dibanding jalur Pantura Jateng mulai Losari sampai Semarang yang sudah empat lajur dengan median jalan.

Pamor Jalur Selatan ini makin kalah sebagai pilihan jalur mudik dibanding melalui utara karena mulai musim mudik Lebaran 2018 sudah tersambung tol dari Jakarta sampai Surabaya.

Kemungkinan mereka yang mudik dari Jabodetabek ke kota-kota di selatan Jawa seperti Kebumen, Kutoarjo, Wates dan Yogyakarta, Pacitan, lebih memilih jalur utara yang dipercepat pintasannya melalui tol. Demikian juga pemudik dari Semarang dan Yogyakarta tujuan Banyumas dan kota di selatan Jawa Barat akan menggunakan jalur selatan ini.

Dengan demikian, jalur selatan tidak bisa diabaikan perannya memperlancar arus mudik, apalagi ada juga jalur alternatif yang disebut Jalur Lintas Selatan (JLSS). JLSS juga disebut Jalan Daendels itu berada di selatan pulau Jawa, tepatnya melintasi provinsi Jawa Tengah.

Jalan sepanjang 130 kilometer itu menghubungkan kota Bantul dengan Purworejo, Kebumen, dan Cilacap. Jalan Daendels itu bisa memecah arus mudik di jalur utama selatan Jawa.

Jalur alternatif dari Purwokerto ke Yogyakarta itu bisa dipecah di Kebumen barat melalui rute Gombong - Karanganyar - pertigaan Guyangan di Desa Purwodeso - Kritig - Petanahan - Jalan Daendels. Sedangkan jalur alternatif mudik Kebumen bagian timur adalah Prembun - Lembupurwo - Jalan Daendels. Dan, Kebumen bagian tengah adalah Kambalan - Ambalresmi - Jalan Daendels.

Penggunaan jalur alternatif itu memperpanjang jalur mudik belasan kilometer, namun lebih lancar sehingga waktu pintasnya bisa setengah jam lebih cepat dibanding jalur utama.

Kondisi Jalan Secara keseluruhan kondisi jalan Jalur Selatan cukup mulus walaupun ada beberapa titik yang mengalami rusak ringan dan berlubang.

Bahkan Bagian Humas Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang Totok, mengatakan ruas Purwokerto-Purworejo sampai Yogyakarta dalam keadaan mulus.

Memang ada jalan yang berlubang namun tidak signifikan dan ada tim yang segera melakukan penambalan sebelum arus mudik Lebaran. Ia mencontohkan jalan nasional yang melintasi Kota Purwokerto memang di beberapa titik ditemui lubang, namun ruas itu hanya 10 persen yang mengalami kerusakan ringan, sisanya kondisi mulus.

Saat ini satu tim perbaikan jalan tengah melakukan penambalan di Jalan Gerilya Kota Purwokerto.

Demikian juga, ia menjelaskan, jalan nasional lingkar Kota Cilacap hanya mengalami kerusakan ringan 10 persen.

Sementara pantauan Antara di jalur alternatif Kebumen-Yogyakarta ada satu ruas yang perlu mendapat perhatian berbagai pihak karena ditemui banyak lubang yang melebar dan dalam. Sepanjang perjalanan dari Wates sampai Kebumen, tidak ditemui adanya tim perbaikan jalan. Hanya ada satu tim pengecatan marka jalan di ruas Ketawang-Temon.

Jalan bergelombang dan berlubang dalam ditemui di ruas Kecamatan Ambal dan Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen sepanjang sekitar 10 kilometer.

Bagi pemudik bermotor harus lebih berhati-hati melintasi jalur alternatif ini. Jika tak ada niat mudik sambil melihat pantai, maka lebih disarankan menggunakan jalur utama. Bengkel dan BBM Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan keberadaan bengkel di jalur utama dan jalur alternatif tidak perlu dikhawatirkan. Jika jalur utama banyak pom bensin pertamina, maka di jalur alternatif juga banyak pertamini atau pengecer bbm yang dilengkapi dengan dispenser.

Beberapa pengecer mengakui mereka akan menyiapkan stok lebih banyak saat arus mudik Lebaran.

Demikian juga bengkel mobil dan motor di jalur alternatif sudah mulai banyak bermunculan termasuk bengkel tambal ban. Namun urusan suku cadang yang berat seperti klep mesin, kampas kopling, ball joint, belum tentu ada sehingga kendaraan mobil pemudik yang punya masalah di mesin lebih baik menggunakan jalur utama.

Wisata dan Kuliner Jalur alternatif melalui Jalan Daendels yang lurus dan datar ini berada tak jauh dari pantai. Ada sejumlah jalan masuk ke arah wisata pantai sehingga pemudik mudah mendapatkan tempat istirahat sambil menikmati deburan ombak.

Beberapa pantai yang direkomendasikan sebagai tempat istirahat yaitu Pantai Petanahan di Desa Munggu Kecamatan Petanahan, Pantai Bocor di Desa Setrojenar, Pantai Lembupurwo. Yang terakhir ini terletak di perbatasan Purworejo - Kebumen.

Beberapa kilometer dari perbatasan itu, pemudik bisa berbelanja di Pasar Buah Wonoroto, Kecamatan Purworejo. Pasar berupa jejeran kios itu menjual buah-buahan hasil petani setempat seperti jambu kristal, melon, semangka dan blimbing. Semangka yang dijual juga ada yang berbiji, tanpa biji dan berbiji tapi berdaging kuning.

Menurut Meri, seorang pedagang, harga buah itu akan naik Rp2.000 sampai Rp.3000 per kilogram pada musim mudik karena banyaknya permintaan dari pemudik. Selain mempunyai tempat wisata, jalur Daendels itu menawarkan wisata kuliner khas setempat seperti rica-rica mentok, sate kuda, mie nyemek dan kraca.

Kalau tiga yang pertama sudah umum maka kraca merupakan olahan keong kecil yang biasanya didapat dari sawah yang diberi kuah. Masakan keong itu diolah dengan campuran bumbu bawang, pala, merica, garam serta bumbu-bumbu lainnya.

Cara memakan kraca ini adalah dengan menyedot keong yang sudah dibuang penutupnya atau bisa juga dicukil menggunakan lidi ataupun gigi garpu. Makanan ini sangat banyak dijual menjelang bulan puasa.

Jika ingin mudik atau kembali dari mudik, sebaiknya memilih jalur Daendels ini karena bisa sambil berwisata dan mencicipi kuliner Banyumasan. (Budi Santoso)


Previous Post Next Post

Contact Form