Alasan Developer Apartemen Bidik Pasar Indonesia


Pertumbuhan bisnis properti di tanah air secara umum semakin mengalami tren perlambatan. Walaupun begitu, bisnis ini tetap memiliki peluang yang terbuka, Bahkan pasar properti mulai tumbuh pada wilayah-wilayah luar Jabodetabek, termasuk pada wilayah luar Pulau Jawa.
Namun, yang menarik dari pertumbuhan bisnis ini adalah masuknya developer Jepang pada pasar properti di Indonesia. Bila dilihat ke belakang, investasi asing khususnya Jepang, memang telah lama masuk dalam Indonesia. Tidak hanya itu, mereka juga terjun pada beberapa sektor lain dimulai dari perkantoran, apartemen,  perumahan, kawasan industri, hingga pusat perbelanjaan.

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hingga kuartal III-2015, investasi Jepang mencapai 917,3 juta dollar AS untuk 399 proyek. Indonesia sendiri, khusunya Jakarta memang telah menjadi incaran para investor utama di Jepang. Pertumbuhan pasar properti terdapat pada rentang 10 persen hingga 30 persen setiap tahunnya. 

Investasi Jepang sejak beberapa tahun terakhir masih didominasi oleh mereka yang sebenarnya telah lama aktif di Indonesia. Salah satunya adalah Tokyu Land. Setelah bekerjasma dengan Jakarta Setiabudi International membangun Setiabudi Skygarden, Tokyuland melanjutkan jalannya sendiri dengan menggarap Branz BSD dan Branz Simatupang.

Selain Tokyuland, nama-nama perusahaan kakap macam Mitsui Corporation, JAL Hotels Corporation, Sumitomo, Kyoei Corporation, dan Shimizu Corporation memang telah lama mewarnai pasar properti nasional lebih dulu. Selanjutnya, diikuti dengan Marubeni, Kajima, Sojitz, dan Itochu sebagai generasi berikutnya. Lebih menariknya, perusahaan-perusahaan ini tidak hanya berbisnis inti sebagai developer, namun juga kontraktor. Sehingga mereka juga ikut memberi pengaruh pada pertumbuhan perekonomian nasional dalam mewujudkan kawasan industri.

Daya Tarik Pasar

Pasar properti di Indonesia memang telah banyak diincar oleh banyak investor asing. Selain Jepang, terdapat beberapa negara lain seperti China dan Swiss yang telah menjadi pemain di sini.  Dalam himpitan ekonomi seperti saat ini, properti tetap menjadi salah satu investasi yang masih menanjak. Sejak perekonomian negeri ini melemah, tren investasi di Indonesia telah mengerucut pada sektor properti.

Properti masih menjadi favorit dari orang Indonesia di antara semua instrumen investasi. Sehingga tidak heran jika infrastruktur yang semakin mapan dapat mengubah peta bisnis sektor properti secara signifikan. Terutama pada pembangunan infrastruktur jalan tol, lalu jaringan rel kereta api berbasis konektivitas.

Saat ini, yang menjadi potensi utama adalah kawasan metropolitan Jabodetabek. Adapun target spesifiknya adalah kaum urban. Pemakaian hunian seperti apartemen tentunya telah menjadi salah satu kebutuhan mereka yang memiliki mobilitas yang tinggi. Terdapat beberapa pertimbangan, diantaranya rumah tapak dengan lokasi strategis sudah tidak ramah lagi harganya. Walaupun masih ada, biasanya terletak jauh dari pusat kota dan perkantoran.
Previous Post Next Post

Contact Form